
humasbnnpsumut (2023)
Masalah penyalahgunaan narkoba di Indonesia menjadi hal yang sangat memprihatinkan, mengingat narkoba merupakan obat-obatan yang dapat merusak fisik dan mental bagi penggunanya apabila digunakan tanpa adanya resep dokter. Khawatiran akan penyalahgunaan narkoba semakin meningkat karena maraknya pengedaran narkoba telah merebak disegala lapisan masyarat. Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara menyatakan bahwa Sumatera Utara menempati posisi pertama dengan kasus narkoba terbanyak di Indonesia.
Salah satu cara untuk memulihkan penyalahguna narkoba BNN telah memfasilitasi rehabilitas secara gratis. Nyatanya meski menjalani rehabilitas dan terlepas dari ketergantungan narkoba untuk jangka waktu tertentu mantan pengguna tetap memiliki kecenderungan untuk menggunakan zat-zat tersebut secara mendadak dan tidak terkendali, terutama ketika suasana hati sedang kacau. Hal inilah yang membuat beberapa pecandu mengalami relapse.
Relapse atau kambuh merupakan terjadinya kembali pola lama penyalahgunaan narkoba secara rutin. Berdaarkan National Institute on Drug Abuse (NIDA) terdapat sekitar 40-60% orang yang pernah menjalani rehabilitasi mengalami relapse. Hal ini bukan berarti progam rehabilitasi gagal, karena relapse adalah bagian yang wajar dari proses pemulihan. Relapse atau kambuh bukan menjadi hal baru dalam kasus pemulihan dari ketergantungan narkoba jenis manapun. Namun tanda-tanga gejala relapse biasanya cukup mudah diketahui, seperti: kembali bergaul dengan pemakai narkoba, menyimpan alat-alat untuk menggunakan narkoba, dan sering mengurung diri.
Relapse tidak terjadi pada setiap mantan pecandu, terdapat faktor faktor internal (individu) dan eksternal (lingkungan) yang dapat menyebabkan terjadinya relapse. Faktor internal yang sering terjadi pada mantan pecandu diantaranya :
– Berpuas diri, setelah menjalin rehabilitasi beberapa mantan pecandu sering merasa bangga sehingga menjadi sedikit lengah hingga membuatnya kembali ke narkoba.
– Stress menjadi faktor yang sering terjadi karena beberapa mantan pecandu awal mula memakai narkoba karena stress, dan tentunya para mantan pecandu seringkali masih memiliki perasaan menyalahkan diri sendiri.
– Mengingat kembali kejadian asik masa lalu, hal ini dapat terjadi karena kurang produktif seseorang sehingga cenderung akan mengingat masa lalu, dan membayangkan kejadian kejadian asik yang bisa memicu keinginan untuk kembali memakai narkoba.
– Beberapa orang belum benar-benar siap untuk berhenti, biasanya faktor ini dialami oleh orang orang yang menjalani rehabilitasi karena tertangkap polisi, sehingga mau tidak mau akan menjalani rehabilitasi
Selain faktor internal mantan pecandu juga dapat mengalami relapse karena dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, seperti terjadinya konflik interpersonal, dan lingkungan sosial yang menekan
Upaya Pencegahan Kambuh (Relapse)Tahap-tahap dasar yang dapat digunakan untuk mencegah timbulnya relapse pada tahap resosialisai dan pembinaan lanjut antara lain :
– Dukungan mantan penyalahguna narkoba untuk makin mampu memahami diri sendiri berkaitan dengan tahap-tahap dan proses relapse. Pemahaman ini akan memberikan kesempatan kepada orang tua untuk menolong mantan penyalahguna narkoba dalam mengidentifikasi proses relapse.
– Mengembangkan kepandaian baru untuk mengatasi situasi seperti : keterampilan sosial, kemampuan untuk menyesuaikan diri atau belajar keterampilan-keterampilan yang bermanfaat bagi mantan penyalahguna narkoba untuk menjalani kehidupannya.
– Mengidentifikasi tanda-tanda peringatan terjadinya relapse, seperti : bergaul dengan teman lama pemkai narkoba, menyimpan alat-alat untuk menggunakan narkoba, sering mengurung diri di kamar dan mengkhayal enaknya memakai kembali narkoba
Hal ini bertujuan agar tidak terjadi relapse. Meski demikian mencegah akan lebih baik daripada mengobati.