
Korban penyalahgunaan narkoba dari kalangan pelajar dan mahasiswa masih menunjukkan kenaikan yang cukup siginfikan dari tahun ke tahun. Terlebih di wilayah Provinsi Sumatera Utara yang menjadi perhatian Khusus. Mengapa demikian, dikarenakan sumatera utara adalah angka tertinggi penguna narkoba sesuai data survey angka prevalensi tertinggi di Indonesia.
Maka dari itu Peran orang tua dalam rangka membantu para remaja dan mahasiswa agar tidak terjerumus ke dalam kubang narkoba sangat dibutuhkan. Apalagi apabila para korban penyalahgunaan narkoba tersebut adalah dari kalangan terdekat kita, seperti adik, keponakan, saudara atau mungkin anak kita sendiri, dibutuhkan kerja keras dan kasih sayang yang tulus untuk mengangkat mereka dari jeratan narkoba.
Banyak tulisan menyebutkan, penyebab seseorang terjerat narkoba antara lain keluarga yang tidak harmonis, salah pergaulan, kurang pengetahuan, kurang beriman, dan depresi.
Bahaya penyalagunaan narkotika dan obat terlarang (Narkoba) tidak hanya bagi pengguna saja, namun juga bagi orang-orang sekelilingnya, seperti keluarga, teman, dan bahkan secara bersana-sama akan berdampak sampai tataran bangsa dan negara. Pencegahan penyalahgunaan narkoba dapat dikelompokkan menjadi 5 bagian, yaitu pencegahan primer, sekunder, tertier, pencegahan melalui kegiatan alternatif dan pencegahan berbasis masyarakat.
Tujuan pencegahan berbasis masyarakat adalah meningkatkan keterlibatan dan peran masyarakat dalam kegiatan pencegahan penyalahgunaan narkoba. Sedang pelaksanaannya dapat melalui penyuluhan dan pelatihan sebagai konselor, pembuatan selebaran dan kegiatan alternatif, dengan sasaran kegiatan di lingkungan remaja, pemuka masyarakat, orang tua atau keluarga dan organisasi sosial. Orang tua perlu mengikuti perkembangan dan permasalahan anak, sehingga dapat memberikan penjelasan bila anak bertanya tentang berbagai permasalahan anak, termasuk masalah narkoba. Untuk itu orang tua perlu belajar dan membaca buku-buku tentang narkoba.
Tradisi keluarga yang baik dalam keluarga perlu tetap diteruskan bersama. Mengajarkan pekerjaan rumah bersama, rekreasi bersama, sholat atau ibadah yang lain, mengakui kesalahan dan meminta maaf baik dari anak kepada orang tua atau sebaliknya orang tua kepada anak, merupakan contoh yang perlu dijadikan kebiasaan.
Peran dan tanggung jawab orang tua dalam rangka penyalahgunaan narkoba pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara sebagai berikut :
- Orang tua sebagai panutan. Orang tua perlu memberikan contoh kepada anaknya baik dalam lingkup rumah ataupun luar rumah, harus sesuai apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan. Sehingga anak tidak mengecap orang tua dengan istilah NATO, No Action Talk Only, atau istilah “jarkoni” (iso ujar ora iso nglakoni / bisa ngomong tidak bisa menjalani). Seperti apabila orang tua menghendaki anaknya tidak merokok, maka sebaiknya orang tua juga tidak merokok. Selain itu orang tua juga harus jujur dan mengakui kelemahannya kepada anak tanpa harus merasa takut kehilangan wibawa.
- Orang tua menjadi teman diskusi. Apapun yang disampaikan anak, baik berita baik atau buruk perlu didengarkan dengan baik. Anak perlu diajak berdialog secara lebih terbuka dan mendalam. Untuk itu diperlukan waktu yang tepat, dengan tetap menjaga kerahasiaan anak, memperhatikan segala ekspresi wajah dan tingkah laku serta emosi anak.
- Orang tua menjadi tempat bertanya.
- Orang tua mampu membuat aturan secara konsisten, kontinyu dan konsekuen. Aturan yang dibuat orang tua harus dipertimbangkan dan disetujui bersama dengan semua anggota keluarga. Aturan yang telah ditetapkan oleh orang tua harus dilaksanakan oleh seluruh anggota keluarga, termasuk orang tua sendiri.
- Orang tua mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai agama.
- Orang tua perlu menggali potensi anak untuk dikembangkan melalui berbagai macam kegiatan. Pengembangan potensi anak dapat menumbuhkan prestasi bagi anak, sehingga menumbuhkan rasa percaya diri, harga diri yang positif dan akhirnya anak memiliki jati diri yang stabil.
- Orang tua berperan sebagai pembimbing bagi anak.
- Orang tua perlu mengontrol kegiatan anak.
- Orang tua perlu mengenal teman anak.
- Orang tua perlu menumbuhkan kesadaran anak akan bahaya penyalah gunaan narkoba yang tidak sesuai dengan nilai norma, agama dan aturan-aturan hukum yang brelaku di masyarakat. Sampaikan juga akibat penyalah-gunaan narkoa yang mengakibat-kan terjadinya putus sekolah, tidak bisa bekerja dengan baik, terlibat tindak kekerasan dan mengganggu ketertiban umum, menimbulkan berbagai macam penyakit seperti hepatitis dan HIV/AIDS, kurang diharagai orang, kurang dipercaya orang, dikucilkan dari lingkungan, merusak masa depannya dan akhirnya tidak bisa menjadi manusia mandiri.
- Orang tua perlu melibatkan anak untuk mewujudkan cita-cita keluarga.
- Orang tua perlu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pelatihan dan penyuluhan tentang narkoba, mempelajari pengenalan dini gejala atau tanda pengguna narkoba, sehingga dengan pengetahuan yang cukup orang tua dapat segera mengetahui seseorang anak telah mengenal atau mencoba nakoba. Pengetahuan dan ketrampilan lain yang perlu dipelajari adalah pemahaman tentang anak dan remaja, komunikasi efektif, pengetahuan dasar narkoba, identifikasi dan gejala narkoba, daftar lembaga atau perorangan yang dapat membantu keluarga mengatasi penyalahgunaan narkoba, kelompok relawan narkoba, aspek hukum yang berkaitan dengan narkoba, peran orang tua dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, pengembangan program pendidikan tentang narkoba di rumah, sekolah dan masyarakat.
Pola asuh anak yang baik akan mengurangi risiko anak mencari kesenangan dan kebahagiaan di luar rumah. Anak yang merasa tidak mendapatkan kebahagiaan di dalam rumah, akan mencari di luar rumah. Akibatnya risiko menggunakan narkoba akan semakin besar. Untuk itu orang tua harus mengetahui bagaimana tips yang bisa diberikan dan diajarkan kepada anak, bagaimana caranya agar anak terhindar dari tawaran teman-teman atau orang lain untuk menggunakan narkoba. Karena pada umumnya seseorang mengenal dan menggunakan narkoba berawal dari tawaran teman dekatnya, sehingga anak sulit menolak ajakan teman dekat, apalagi kalau pacarnya sendiri yang menawarkan.